Monday 30 December 2019

Pernahkah terpikirkan, apakah harga yang ada telah mencerminkan nilai yang wajar (intrinsik) dan kondisi fundamental yang baik atas aset tersebut?


Beberapa pemberitaan mengabarkan kejadian tentang harga yang melambung tinggi, melampaui harga aslinya, dan lebih tinggi dari harga yang sebenarnya. Semua tingkat permintaan ini dipengaruhi oleh beberapa faktor, yakni [cateris paribus]: pendapatan, selera, harga barang itu sendiri, harga barang substitusi, jumlah penduduk, dan ekspektasi/harapan.
Situasi ekonomi yang dapat disebut bubble yaitu ketika secara kasat mata pertumbuhan ekonomi sangatlah pesat, tetapi sebetulnya nilai ekonomi itu sendiri sangat jauh melebihi nilai intrinsik sektor riil. Bisa juga disebut overvalued assets price. Hal ini terjadi karena praktik-praktik Maghrib (Maysir, Gharar, Riba) yang terjadi di sektor moneter seperti pasar modal, pasar uang, dan perbankan.


Hal ini kerap kali mengakibatkan tingginya harga
Menurut wikipedia, gelembung ekonomi berarti  "perdagangan dalam volume besar dengan harga yang sangat berbeda dengan nilai intrinsiknya".
Harga melonjak tanpa diiringi nilai fundamentalnya
etika harga suatu aset menjadi semakin tinggi—dan tentu dengan stok terbatas, orang-orang justru akan semakin tergugah untuk membelinya.
tidak terdapatnya titik keseimbangan (ekuilibrium) yang bisa dicapai
Faktor psikologis akan memicu terjadinya aksi jual cepat (sell-off) yang berujung pada jatuhnya harga-harga aset (crash).
ketika harga-harga naik tanpa patokan, ketika rakyat tetap membelinya, Economic bubble!

fluktuasi
fundamental dalam istilah ekonomi
spekulator
sektor darling
spekulasi
debitur
likuiditas
permintaan dan penawaran hubungannya dengan likuiditas
pertumbuhan elusif dan ilusif
tingginya pertumbuhan suatu perusahaan
Apa dampak/pengaruh/efek/akibat yang terjadi pada kurva permintaan dan penawaran yang seperti itu
anasir
contoh barang akibat dampak gelembung ekonomi menurut kejadiannya
debitor=orang yang berutang
kreditor=bank, pihak yang menanggung utang
http://aldigozali.com/?p=2808
https://indocropcircles.wordpress.com/2013/05/20/waspada-economic-bubble-indonesia-diambang-krisis-moneter/

apa itu Gelembung ekonomi (economic bubble)


Economic buble atau yang dikenal dengan istilah gelembung ekonomi adalah suatu kondisi dimana terjadi perdagangan dalam volume yang sangat besar dengan harga yang berbeda dari nilai intrinsiknya,maksudnya adalah terjadi perdagangan abu-abu dimana barang yang dijual tidak jelas dan tidak berwujud,sehingga dana-dana yang ada untuk membeli atau berspekulasi terhadap barang tersebut semakin membengkak atau menggelembung,hal inilah yang disebut Gelembung ekonomi.

apakah gelembung ekonomi berbahaya?.
saya berikan contoh,misalnya saat sedang booming-boomingnya sendal merk Crocs yang konon katanya(emang bener sih) orang-orang pada ngantri sampe panjangnya mencapai lebih dari 100 meter,padahal cuma beli sendal.

tapi nyatanya,Economic buble telah terbukti menyebabkan krisis amerika pada tahun 2008,yaitu subprime mortgage dimana kredit rumah macet dan merembet keseluruh elemen keuangan amerika sehingga pemerintah AS harus memberikan talangan Ratusan miliar dollar agar infeksi tidak menyebar,banyak perusahaan asuransi yng bangkrut saat krisis 2008,misalnya AIG,lehman brothers,dll.ini semua disebabkan keserakahan dan Faktor spekulasi yang mirip sperti judi untuk mendapatkan hasil maximal dimasa depan dengan mengeluarkan biaya saat ini,ditambah lagi sistem riba atau  bunga bank.




didalam ilmu ekonomi makro kita mempelajari rumus saving=investasi,dan juga ada spekulasi,hal-hal yang mempengaruhi investasi dan spekulasi adalah tingkat suku bunga yang diterapkan bank sentral,jika bank sentral menurunkan suku bunga maka orang-orang akkan meminjam dari bank dan menggunakan uang itu untuk berinvestasi atau berspekulasi,investasi terbagi menjadi 2,yaitu investasi rill dan investasi keuangan dipasar modal,sedangkan yang namanya spekulasi tidak ada yang rill,karena semuanya serba di gambling(pertaruhkan),yaitu faktor derifativ.

"permintaan yang tinggi tapi tidak diseimbangin dengan nilai fundamental barangnya,sehingga harga meroket dan menggembung,dan ketika waktunya tiba harga barang itu akan anjlok menyebabkan kepanikan masal dan menghancurkan ekonomi,






di indonesia kasus ini pernah terjadi,yaitu kasus ikan laohan,tanaman talas antrium,dan ikan arwana,harga ikan dan tumbuhan tersebut melambung tinggi bahkan bisa mencapai ratusan juta,misalnya saja harga ikan laohan yang bisa mencapai 100 juta karena mempunyai corak seperti tulisan,lalu pertanyaanya apa yang menyebabkan harganya begitu tinggi?.
mungkin orang awam akan menjawab karena bentuknya dan warnanya yang sangat langka,atau karena kata orang lain atau "isu"yang beredar benda tersebut membawa keberuntungan dan harganya memang mahal,sehingga orang-orang kaya indonesia akan membeli ikan laohan atau antrium sebagai aset investasinya/spekulasinya dimasa depan,apabila harga kembali naik dimasa depan maka dia akan untung.

tapi apakah dia untung?.
nyatanya saat itu harga laohan turun dan harga antrium anjlok sehingga mengakibatkan orang yang tadinya kaya langsung miskin dan beberapa petani antrium di sukabumi kaya mendadak.

lalu apakah yang menyebabkan orang berbondong-bondong ingin membelinya?.
faktor utama yang menyebabkan ribuan orang ingin membelinya adalah "isu"yang dilempar dan manipulsi pasar apabila hal ini dilakukan dengan sengaja,jika orang/masyarakat terpancing dengan isu yang beredar maka itu akan mendorong permintaan yang semakin tinggi,apabila permintaan pasar tinggi maka harganya nail,ini adalah hal yang normal dalam kegiatan ekonomi,tapi yang sudah tidak normal adalah ketika masyarakat atau beberapa orang kaya termakan isu untuk menspekulasikan barang tersebut sehingga mereka rela membayar mahal dengan harapan mendapat harga yang lebih tinggi di masa depan,inilah yang disebut gelembung ekonomi.

No comments:

Post a Comment