Thursday 29 October 2015

Seorang gadis kecil, melalui jendela rumahnya memandang ke luar ke hamparan panorama alam pedesaan yang menakjubkannya. Ia mencoba memikirkannya tetapi tak kunjung mendapatkan jawaban. Dia bertanya kepada ibunya "Bu, apa yang tak dapat saya mengerti adalah bagaimana dunia ini menjadi ada seperti apa yang saya lihat." Pertanyaag gadis kecil itu bukan pertanyaan biasa, melainkan pertanyaan yang mendasar. Bila pertanyaan itu dirumuskan secara terpelajar, ia akan terungkap seperti berikut: "Bu, alam semesta iti apa? "Apakah alam semesta itu menjadi ada melalui inside, atau evolusi atau ada yang membuatnya?" Pertanyaan itu menginginkan jawaban yang berkualifikasi klausa pertama. Bahwa gadis kecil itu mengajukan pertanyaan termaksud menunjukkan bahwa ia berpikir reflektif. Dengan kata lain, pertanyaan gadis kecil ini menunjukkan bahwa ia berfilsafat.

Kebanyakan anak menerima begitu saja dunia seperti apa adanya tanpa mempersoalkannya; kebanyakan orang dewasa pun juga demikian. tetapi ada sejumlah anak dan sejumlah orang dewasa yang terus menerus berpikir mendalam dan reflektif; mereka heran sekaligus ingin tahu mengenai: dunia ini apa, bagaimana terjadinya, terbuat dari apa, untuk apa dunia ini ada. Bila heranannya mulai menjadi serius dan menggerakkan dirinya untuk menemukan informasi yang sistematis, mereka adalah filsuf.

No comments:

Post a Comment