Friday 27 December 2019

Realita Masyarakat dalam Imajinasi Sosiologis


Sekilas berita utama di koran atau televisi malam mengungkap keributan dan perselisihan sipil, kekerasan militer di Palestina dan negara Timur Tengah yang masih berbuntut panjang, kegagalan ekonomi serius di Eropa, resesi ekonomi dan bencana alam di beberapa wilayah di Indonesia. Sebagai perbandingan bagi beraneka masyarakat. Negara adidaya terkesan tenang dengan konspirasi elit global dibalik semua itu, bahkan jika menghadapi beberapa tindakan teroris dengan penanggulangan yang sangat tiran. Di bawah seluruh ketenangan ini, jutaan muslim Uyghur menghadapi sebuah genosida etnis dan indoktrinasi budaya. Mereka dipaksa melepaskan identitas keyakinan agamanya dan menjadi seorang atheis dan takluk kepada pemerintahan komunis. Dunia terpecah menjadi dua kubu, pihak yang mendukung re-edukasi yang dibuat oleh pemerintah China dan pengecaman terhadap kejadian tersebut.
Sementara itu, di era milenial dimana industri digital telah merebak, masih banyak orang yang kesulitan mencari dan mempertahankan pekerjaan tetapnya. E-commerce menjadi sebuah alternatif untuk berwirausaha namun pada penerapannya banyak sekali dipenuhi riba. Praktik riba bahkan seringkali muncul dalam bentuk pinjaman online. Banyak siswa dan mahasiswa yang hidup dalam kekhawatiran dan tendensi terhadap standar kompetensi yang harus dipenuhi mereka demi sekolah yang terakreditasi. Di era ini, masih banyak perilaku prasangka terhadap suatu ras, agama, suku dan antar golongan tertentu yang disertai perilaku diskriminatif terutama pada orang Islam. Perang di dunia maya antar warganet sering terjadi yang menimbulkan sikap apatisme dan kecurigaan. Banyak orang justru mengumbar privasi, masalah dan aib pribadinya masing-masing tanpa peduli akibat yang akan dihadapi. Para pegawai pemerintahan yang dituduh semena-mena atas dugaan pencemaran presiden tanpa bukti yang relevan. Individu beberapa kali melihat ini hanya sebagai urusan masalah pribadi yang hanya bisa ditanggung sendirian dan terkadang hampir mengalami kegagalan dalam memahami hikmah dibalik adanya masalah tersebut. Disiplin ilmu sosiologi dapat berkontribusi dalam memahami akar permasalahan dari menelusuri pangkal permasalahan hingga ujungnya agar bisa memecahkan masalah dan menyajikan solusi yang tepat.
Sosiologi adalah studi ilmiah mengenai masyarakat, suatu jalan dimana masyarakat terorganisasi dan beroperasi, dan factor yang berkontribusi demi sebuah stabilitas social dan perubahan. Sosiolog tertarik untuk menganalisis bagaimana orang-orang berkreasi, mempertahankan dan mengubah masyarakat di tempat mereka tinggal. Mereka juga tertarik dalam menganalisis efek beragam fitur masyarakat yang bias dimanfaatkan oleh anggotanya. Sosiologi juga menyajikan pengetahuan berbasis riset mengenai organisasi dan pengoperasian masyarakat yang seringkali mencoba menolong setiap individu untuk menempatkan masalah pribadinya dalam sudut pandang yang tepat dan bias jadi membantu menyikapi masalah mereka secara efektif. Hal ini dilakukan agar mereka dapat memandang masalahnya secara tepat dalam konteks yang lebih besar agar tidak menjadi isu masyarakat.
Keanekaragaman adalah suatu hal yang vital dalam masyarakat Indonesia yang sangat majemuk. Karena keanekaragaman dapat mempengaruhi bukan hanya tentang siapa mereka namun apa yang membuat mereka menjadi mereka. Di Indonesia, kesempatan individu untuk mengecap pengalaman yang bermanfaat sangat mempengaruhi bagaimana hidup mereka. Namun kesempatan untuk mengalami pengalaman hidup yang sejahtera tidak tersebar merata. Hal ini bervariasi tergantung apakah mereka kaya atau miskin, laki-laki atau perempuan, dari mana suku mereka, apa budaya mereka, apa agama mereka dsb. Kehidupan orang-orang juga dipengaruhi oleh cara mereka menyikapi kejadian di antaranya termasuk apakah mereka masih muda atau sudah tua, sehat jasmani atau rohani atau memiliki disabilitas, lajang atau sudah berkeluarga.
Riset penelitian sosiologi juga menghasilkan pengetahuan yang luar biasa mengenai strata, gender dan ketidaksamaan perlakuan antar SARA, seperti banyak factor yang membentuk pengalaman orang-orang di masyarakat. Pengetahuan ini tidak hanya berkontribusi untuk kehidupan yang lebih baik, namun dapat memahami kondisi masyarakat yang berbahaya yang harus diubah dan ditanggulangi, pengetahuan sosiologi juga mengarahkan jalan dalam membuat keputusan demi perubahan yang lebih baik. Riset penelitian sosiologi dalam menemukan dan memberikan nasihat seringkali terbukti berguna bukan hanya pada politikus, pembuat kebijakan, jurnalis, intelektual dan pekerja social dan ahli reformasi, namun kepada orang-orang yang memperhatikan masalah social yang terjadi secara kontemporer yang sering kali tak tuntas.
Sosiologi dibedakan dalam jalan-jalan yang spesifik dibandingkan ilmu social lainnya. Disiplin psikologi misalnya, pada dasarnya berfokus  pada fungsi batin di dalam manusia dan dampaknya pada perilaku mereka. Secara kontras, sosiolog secara prinsip memperhatikan dampaknya pada tanggapan kelompok social dan kondisi social sebagai reaksi yang terlintas dalam pikiran dan perilaku orang-orang. Sosiolog juga menggali pemahaman tentang bagaimana dan mengapa orang-orang mempengaruhi dan dipengaruhi anggota kelompok mereka dalam keseharian interaksi social dengan lainnya, dan cakupan lingkungan social yang lebih luas yakni bagaimana mereka berfungsi dalam kondisi politik dan ekonomi.
Psikolog dan sosiolog seringkali tumpeng tindih dalam ketertarikannya melihat  dalam masalah disiplin akademik dan saling berbagi pandangan. Contohnya beberapa sosiolog dan psikolog berbagi ketertarikan dalam wilayah spesialisasi mengenai psikologi social, yang termasuk dalam perubahan formasi perilaku sebagai area penelitian, perilaku orang-orang dalam kelompok kecil, dan proses sosialisasi yang melalui bagaimana orang-orang belajar untuk berpartisipasi dalam kehidupan social. Namun umumnya sangat dibenarkan untuk mengatakan bahwa sosiologi lebih emosional daripada psikologi untuk tertarik melihat gambaran besar, yang berarti melihat bagaimana organisasi dan pengoperasian masyarakat yang berpengaruh pada anggotanya, sebagaimana anggota berpikir dan merefleksikan tindakannya terhadap masyarakat.
Sosiolog juga memperdagangkan gagasan dengan kolega ilmu social lainnya yakni dengan ilmu politik dan ekonomi. Sosiolog meskipun begitu, memandang system ekonomi dan politik sebagai sebuah institusi atau lembaga yang berpusat untuk menggerakkan masyarakat. Sehingga terjadi kesepakatan yang baik di antara sosiologi dan antropologi dalam memperhatikan perhatiannya terhadap konsep penelitian yang saling mendukung. Meskipun ada banyak pengecualian, antropolog memiliki penekanan historis pada studi budaya, masyarakat terbelakang di mana sosiologi menekankan pada analisis organisasi dan pengoperasian masyarakat terindustrialisasi.
Sehingga kita mendefinsikan sosiologi sebagai studi ilmiah tentang masyarakat, jalan dimana masyarakat terorganisir dan berporerasi, dan factor yang berkontribusi terhadap stabilitas social dan perubahan. Bab ini mengalamatkan pada pertanyaan berikut
  • 1.      Apa itu “imajinasi sosiologis” dan bagaimana sosiologi berkontribusi di dalamnya?
  • 2.      Apa sudut pandang yang dapat memebentuk rancang bangun ilmu sosiologi?
  • 3.      Apa kegunaan konsep yang membentuk sudut pandang sosiologi dalam masyarakat?


No comments:

Post a Comment