Wednesday 25 December 2019

Resesi

Dalam ekonomi, resesi adalah perputaran siklus bisnis dimana terjadi penurunan dalam aktivitas ekonomi. Resesi umumnya terjadi saat adanya penurunan yang terjadi dimana-mana dalam mengeluarkan kebutuhan (adverse demand shock). Hal ini dipancing dari berbagai kejadian, seperti krisis finansial, guncangan perdagangan eksternal, guncangan penawaran yang merugikan, atau pecahnya gelembung ekonomi. Di Amerika Serikat, resesi didefinisikan sebagai "penurunan signifikan dalam aktivitas ekonomi yang tersebar di sebagian pasar, dan bertahan lebih dari beberapa bulan, normalnya terlihat dari GDP real, pendapatan nyata, tenaga kerja, produksi industri dan penjual eceran. Di Inggris, hal ini didefinisikan sebagai sebuah pertumbuhan ekonomi negatif dalam dua kuartal berturut-turut.

Definisi

Pada tahun 1974, artikel The New York Times, Julius Shiskin menyarankan beberapa aturan memberikan pengertian mengenai resesi, yakni Pertumbuhan GDP negatif selama satu kuartal berturut-turut. Pada waktu itu, peraturan lain ada yang dilupakan. Beberapa ekonom lebih suka definisi resesi adalah naiknya persentase angka pengangguran dari 1,5-2 persen dalam waktu 12 bulan.

Di Amerika Serikat, NBER umumnya terlihat sebagai penanggungjawab atas resesi di Amerika Serikat. NBER adalah organisasi riset dan penelitian ekonomi swasta, mengartikan resesi ekonomi sebagai "penurunan/penolakan aktivitas ekonomi yang tersebar dalam seluruh aspek ekonomi yang bertahan lebih lama dari beberapa bulan, terlihat dari penurunan GDP riil, pendapatan riil, ketenagakerjaan, produksi industrial dan penjualan eceran. Hampir semua akademikus, ekonom, pembuat kebijakan dan wiraswasta berusaha memperkirakan bagaimana resesi bisa bermula dan berakhir.

Di Inggris, resesi umumnya dinyatakan sebagai pertumbuhan ekonomi negatif selama dua kuartal berturut-turut, yang diukur dengan angka kuartal ke kuartal yang disesuaikan secara musiman untuk PDB riil, [4] [5] dengan definisi yang sama digunakan untuk semua negara anggota Uni Eropa lainnya.

Atribut-Hubungan
Resesi telah memiliki banyak hubungan yang dapat terjadi secara simultan dan mencakup penolakan dalam komponen penilaian aktivitas ekonomi seperti PDB contohnya pada konsumsi, investasi, pengeluaran pemerintah, dan aktivitas ekspor bersih. Komponen ini merefleksikan penilaian yang mengungkap adanya sandungan yang menyebabkan penurunan seperti tingkatan kemampuan tenaga kerja, Angka tingkat tabungan rumah tangga, keputusan investasi perusahaan, tingkat bunga, demografi dan kebijakan pemerintah.

Ekonom Richard C. Koo menulis bahwa dibawah kondisi ideal, ekonomi negara sebaiknya memiliki tabungan bersih dalam sektor rumah tangga, dan piutang bersih dalam sektor perusahaan, dengan anggaran pemerintahan yang mendekati keseimbangan dan ekspor bersih mendekati nol. Ketika hubungan ini menjadi tidak seimbang, resesi dapat tumbuh dalam negara atau menciptakan tekanan resesi di negara lain. Tanggapan pembuatan kebijakan ini biasanya dibuat untuk menyetir kondisi ekonomi kembali dalam keseimbangan ideal.

Resesi yang merupakan penurunan PDB yang parah yakni penurunan sekitar 10% dan menjadi sangat lama dapat menimbulkan depresi ekonomi, meskipun beberapa berargumen bahwa penyebab dan solusinya bisa berbeda-beda. Sebagai steno informal, ekonom terkadang merujuk pada berbagai bentuk resesi, seperti resesi berbentuk V, berbentuk U, berbentuk L, dan berbentuk W.

No comments:

Post a Comment