Krisis ekonomi yunani yang berpotensi melebar luas, ditandai dengan peringkat surat berharganya menjadi tak laku. Efek dominonya, pasar saham dan kurs euro melemah, dollar menguat, rupiah melemah. IHSG kita terkoreksi.
Obama, presiden AS dan Merkel, kanselir Jerman menekankan agar Yunani dapat mengontrol utangnya. Merkel mengisyaratkan tight money policy. Akhirnya pemerintah yunani berjanji akan memangkas pengeluaran untuk menurunkan inflasi, dan pemotongan gaji pegawai negeri. Tentu dengan persetujuan parlemennya. ironisnya persetujuan ini diberikan di tengah-tengah terjadinya keseluruhan. Kita berharap pemerintah kita mulai mawas diri sejak awal, sehingga pemerintah dan DPR sebagai perwakilan kita tidak terjebak atas ketidakmampuannya mengontrol utang, karena akhirnya, yang akan merasakan dampak negatif adalah rakyat.
Yunani akan menerima dana talangan (bail out) dari uni Eropa dan IMF dengan syarat. Yunani mau memangkas pengeluaran dan tunjangan pegawai negeri. bantuan utang lembaga keuangan internasional memang selalu menyertakan syarat atau catatan. Selain Jerman, Prancis dan Italia menyatakan siap membantu bank Sentral Eropa dengan tidak membatasi obligasi terbitan Yunani. Namun, walaupun jaminan kepercayaan telah dikumandangkan oleh pimpinan-pimpinan negara dan lembaga eropa dan keuangan dunia. Masih perlu dilihat bahwa kepentingan pendekatan untuk mengatasi masalah ini terletak pada kepentingan pemodal.
Ekspektasi menentukan harga. Tampak kasat mata, setiap krisis ekonomi berasal dari ekspektasi. Utang mempunyai sifat yang bermata dua, satu sisi menguntungkan jika prospektif, di sisi lain, sekali saja menimbulkan krisis ketidakpercayaan, implikasi dan proses penyembuhannya lama.
Krisis ekonomi di Yunani ini, adalah hal yang juga menjadi sorotan Boediono. Dalam pandangan Boediono, krisis di Yunani sebagai hal serius untuk dicermati perekonomian Indonesia. menurut bekas Menko perekonomian itu, krisis disebut global, dalam arti bisa merembet ke masalah yang lain. Krisis di belahan bumi lain, bisa menimbulkan dampak yang sama di negara lainnya.
No comments:
Post a Comment