Sekilas
berita utama di koran atau televisi malam mengungkap keributan dan perselisihan
sipil, kekerasan militer di Palestina dan negara Timur Tengah yang masih
berbuntut panjang, kegagalan ekonomi serius di Eropa, resesi ekonomi dan
bencana alam di beberapa wilayah di Indonesia. Sebagai perbandingan bagi
beraneka masyarakat. Negara adidaya terkesan tenang dengan konspirasi elit
global dibalik semua itu, bahkan jika menghadapi beberapa tindakan teroris
dengan penanggulangan yang sangat tiran. Di bawah seluruh ketenangan ini, jutaan
muslim Uyghur menghadapi sebuah genosida etnis dan indoktrinasi budaya. Mereka
dipaksa melepaskan identitas keyakinan agamanya dan menjadi seorang atheis dan
takluk kepada pemerintahan komunis. Dunia terpecah menjadi dua kubu, pihak yang
mendukung re-edukasi yang dibuat oleh pemerintah China dan pengecaman terhadap
kejadian tersebut.
Sementara
itu, di era milenial dimana industri digital telah merebak, masih banyak orang
yang kesulitan mencari dan mempertahankan pekerjaan tetapnya. E-commerce menjadi sebuah alternatif
untuk berwirausaha namun pada penerapannya banyak sekali dipenuhi riba. Praktik
riba bahkan seringkali muncul dalam bentuk pinjaman online. Banyak siswa dan
mahasiswa yang hidup dalam kekhawatiran dan tendensi terhadap standar
kompetensi yang harus dipenuhi mereka demi sekolah yang terakreditasi. Di era
ini, masih banyak perilaku prasangka terhadap suatu ras, agama, suku dan antar
golongan tertentu yang disertai perilaku diskriminatif terutama pada orang
Islam. Perang di dunia maya antar warganet sering terjadi yang menimbulkan
sikap apatisme dan kecurigaan. Banyak orang justru mengumbar privasi, masalah
dan aib pribadinya masing-masing tanpa peduli akibat yang akan dihadapi. Para
pegawai pemerintahan yang dituduh semena-mena atas dugaan pencemaran presiden
tanpa bukti yang relevan. Individu beberapa kali melihat ini hanya sebagai
urusan masalah pribadi yang hanya bisa ditanggung sendirian dan terkadang hampir
mengalami kegagalan dalam memahami hikmah dibalik adanya masalah tersebut.
Disiplin ilmu sosiologi dapat berkontribusi dalam memahami akar permasalahan
dari menelusuri pangkal permasalahan hingga ujungnya agar bisa memecahkan
masalah dan menyajikan solusi yang tepat.
Sosiologi
adalah studi ilmiah mengenai masyarakat, suatu jalan dimana masyarakat
terorganisasi dan beroperasi, dan factor yang berkontribusi demi sebuah
stabilitas social dan perubahan. Sosiolog tertarik untuk menganalisis bagaimana
orang-orang berkreasi, mempertahankan dan mengubah masyarakat di tempat mereka
tinggal. Mereka juga tertarik dalam menganalisis efek beragam fitur masyarakat
yang bias dimanfaatkan oleh anggotanya. Sosiologi juga menyajikan pengetahuan
berbasis riset mengenai organisasi dan pengoperasian masyarakat yang seringkali
mencoba menolong setiap individu untuk menempatkan masalah pribadinya dalam
sudut pandang yang tepat dan bias jadi membantu menyikapi masalah mereka secara
efektif. Hal ini dilakukan agar mereka dapat memandang masalahnya secara tepat
dalam konteks yang lebih besar agar tidak menjadi isu masyarakat.
Keanekaragaman
adalah suatu hal yang vital dalam masyarakat Indonesia yang sangat majemuk.
Karena keanekaragaman dapat mempengaruhi bukan hanya tentang siapa mereka namun
apa yang membuat mereka menjadi mereka. Di Indonesia, kesempatan individu untuk
mengecap pengalaman yang bermanfaat sangat mempengaruhi bagaimana hidup mereka.
Namun kesempatan untuk mengalami pengalaman hidup yang sejahtera tidak tersebar
merata. Hal ini bervariasi tergantung apakah mereka kaya atau miskin, laki-laki
atau perempuan, dari mana suku mereka, apa budaya mereka, apa agama mereka dsb.
Kehidupan orang-orang juga dipengaruhi oleh cara mereka menyikapi kejadian di
antaranya termasuk apakah mereka masih muda atau sudah tua, sehat jasmani atau
rohani atau memiliki disabilitas, lajang atau sudah berkeluarga.
Riset
penelitian sosiologi juga menghasilkan pengetahuan yang luar biasa mengenai
strata, gender dan ketidaksamaan perlakuan antar SARA, seperti banyak factor
yang membentuk pengalaman orang-orang di masyarakat. Pengetahuan ini tidak
hanya berkontribusi untuk kehidupan yang lebih baik, namun dapat memahami
kondisi masyarakat yang berbahaya yang harus diubah dan ditanggulangi,
pengetahuan sosiologi juga mengarahkan jalan dalam membuat keputusan demi
perubahan yang lebih baik. Riset penelitian sosiologi dalam menemukan dan
memberikan nasihat seringkali terbukti berguna bukan hanya pada politikus,
pembuat kebijakan, jurnalis, intelektual dan pekerja social dan ahli reformasi,
namun kepada orang-orang yang memperhatikan masalah social yang terjadi secara
kontemporer yang sering kali tak tuntas.
Sosiologi
dibedakan dalam jalan-jalan yang spesifik dibandingkan ilmu social lainnya.
Disiplin psikologi misalnya, pada dasarnya berfokus pada fungsi batin di dalam manusia dan
dampaknya pada perilaku mereka. Secara kontras, sosiolog secara prinsip
memperhatikan dampaknya pada tanggapan kelompok social dan kondisi social
sebagai reaksi yang terlintas dalam pikiran dan perilaku orang-orang. Sosiolog
juga menggali pemahaman tentang bagaimana dan mengapa orang-orang mempengaruhi
dan dipengaruhi anggota kelompok mereka dalam keseharian interaksi social
dengan lainnya, dan cakupan lingkungan social yang lebih luas yakni bagaimana
mereka berfungsi dalam kondisi politik dan ekonomi.
Psikolog
dan sosiolog seringkali tumpeng tindih dalam ketertarikannya melihat dalam masalah disiplin akademik dan saling
berbagi pandangan. Contohnya beberapa sosiolog dan psikolog berbagi
ketertarikan dalam wilayah spesialisasi mengenai psikologi social, yang termasuk
dalam perubahan formasi perilaku sebagai area penelitian, perilaku orang-orang
dalam kelompok kecil, dan proses sosialisasi yang melalui bagaimana orang-orang
belajar untuk berpartisipasi dalam kehidupan social. Namun umumnya sangat
dibenarkan untuk mengatakan bahwa sosiologi lebih emosional daripada psikologi
untuk tertarik melihat gambaran besar, yang berarti melihat bagaimana
organisasi dan pengoperasian masyarakat yang berpengaruh pada anggotanya,
sebagaimana anggota berpikir dan merefleksikan tindakannya terhadap masyarakat.
Sosiolog
juga memperdagangkan gagasan dengan kolega ilmu social lainnya yakni dengan
ilmu politik dan ekonomi. Sosiolog meskipun begitu, memandang system ekonomi
dan politik sebagai sebuah institusi atau lembaga yang berpusat untuk
menggerakkan masyarakat. Sehingga terjadi kesepakatan yang baik di antara
sosiologi dan antropologi dalam memperhatikan perhatiannya terhadap konsep
penelitian yang saling mendukung. Meskipun ada banyak pengecualian, antropolog
memiliki penekanan historis pada studi budaya, masyarakat terbelakang di mana
sosiologi menekankan pada analisis organisasi dan pengoperasian masyarakat
terindustrialisasi.
Sehingga
kita mendefinsikan sosiologi sebagai studi ilmiah tentang masyarakat, jalan
dimana masyarakat terorganisir dan berporerasi, dan factor yang berkontribusi
terhadap stabilitas social dan perubahan. Bab ini mengalamatkan pada pertanyaan
berikut
- 1. Apa
itu “imajinasi sosiologis” dan bagaimana sosiologi berkontribusi di dalamnya?
- 2. Apa
sudut pandang yang dapat memebentuk rancang bangun ilmu sosiologi?
- 3. Apa
kegunaan konsep yang membentuk sudut pandang sosiologi dalam masyarakat?
No comments:
Post a Comment