Di masyarakat, tidak sedikit orang yang diperlakukan secara
inferior dalam hal kelas sosial, ras, etnis atau gender dan mendapatkan banyak
perlakuan diskriminasi dari orang lain. Berdasarkan perspektif sosiologi,
ketimpangan sosial datangnya bukan karena kecelakaan atau tersebar acak tapi
sebagai fitur yang terintegrasi berdasarkan bagaimana manusia terorganisasi. Di
Amerika, sistem ketimpangan sosial terkonstruksi dalam beberapa aspek, seperti
pendapatan, gender, warna kulit, orientasi seksual, usia, dan bentuk fisik. Sistem
ini mengatur akses manusia ke dalam sumber daya penting, dan pola kesempatan
yang menguntungkan seseorang dan merugikan orang lain, tergantung dari
karakteristik status sosial. Sistem ketimpangan sosial ini telah mencapai
konsekuensi yang lebih jauh terhadap biografi hidup setiap anggota masyarakat.
Sosiolog telah tertarik mempelajari dan memahami sistem
ketimpangan sosial. Karl Marx (1813-1883) menggambarkan perhatian kepada proses
memproduksi dan menjaga ketimpangan sosial dan kemiskinan dari masyarakat
kapital, perhatian yang masih relevan saat ini. Sosiolog Jerman Max Weber
(1864-1920) juga berpengaruh dalam studi ketimpangan sosial. Dia mendukung
sosiolog untuk menganalisis masyarakat dalam artian stratifikasi sosial, cara
di mana orang-orang menempati posisi sosial yang berbeda dari tingkatan
tertinggi sampai yang terendah.
Weber mengemukakan bahwa dalam stratifikasi sosial
masyarakat tertentu kemungkinan besar bersifat multidimensional. Ketiga dimensi
stratifikasi yang paling penting yang dinyatakan Weber adalah kelas (kepemilikan
properti dan kemampuan pemasaran untuk menghasilkan pendapatan), status
(prestise), dan kekuasaan (kemampuan untuk mendominasi atau mempengaruhi orang
lain). Dalam pandangan Weber, kodrat dan pentingnya tiga dimensi ini dapat
dibedakan dari masyarakat ke masyarakat serta dalam masyarakat tertentu dari
waktu ke waktu. Weber menyatakan bahwa stratifikasi sosial adalah multidimensi yang memperngaruhi pendekatan
tehadap analisis sistem ketimpangan sosial.
Ada enam sistem ketimpangan sosial dalam hal ekonomi, ras,
gender, usia, orientasi seksual, ketahanan tubuh. Sistem ketimpangan ini adalah
kreasi manusia atau konstruksi sosial yang condong membedakan antara masyarakat
dengan masyarakat lain dan dalam periode sejarah yang berbeda. Contohnya,
peneliti telah menemukan bahwa orang yang berada di masyarakat timur memiliki
cara yang berbeda dalam melihat gender dan hubungan gender daripada yang
biasanya ada di Amerika Serikat, dan dalam masyarakat lain ada yang menganggap
bahwa homoseksual adalah normal (Murray,2000;Nanda,1999).
Sebelum melihat ke enam sistem ketimpangan sosial, kita
ingin dapat mengatur mereka ke dalam konteks yang lebih besar. Bukan hanya
karena ketimpangan sosial adalah kreasi manusia, namun karena sistem ini juga terorganisasi
dalam perbedaan kekuatan. Tidak umum namun ada, bila satu segmen masyarakat
memiliki kemampuan untuk menentukan standard apakah sesuatu halnya dapat
dikatakan “baik” atau “normal” dalam sistem ketimpangan sosial, serta kekuatan
untuk meminggirkan (marginalize( atau memaksakan kerugian kepada orang yang
dipandang “buruk” atau “abnormal”
Contohnya, pada zaman dahulu, orang keturunan Eropa
malakukan perang dengan masyarakat adat yang sekarang kita sebut orang Amerika
Utara (Indian). Penjajah Eropa dan angkatan militernya mengambil alih kawasan
tanah masyarakat adat dan dipaksa tinggal dalam kemiskinan. Penakluk meluruskan
tindakannya dengan ideologi yang dipegang penjajah Eropa dimana secara ras dan
kultural lebih superior daripada masyarakat asli Amerika Utara. Terakhir mereka
diperlakukan seperti manusia yang tak beradab (savages). Dalam hari ini
masyarakat asli Amerika Utara tersisa sebagai manusia yang yerpinggirkan dan
subjek dari stereotipe negatif yng dapat ditelusuri kembali ideologinya seiring
dengan kolonialisasi Eropa.
Sistem ketimpangan sosial sering memicu konflik. Beberapa
kelompok berusaha mengungkapkan perubahan sosial yang dapat mengakhiri mistreatment sementara kelompok lain
yang memiliki hak istimewa dalam sistem berjuang untuk mempertahankan status quo. Biografi hidup seseorang
dipengaruhi bukan dari posisi mereka dalam berbagai sistem ketimpangan namun
juga dari keberadaan dan gerakan untuk perubahan sosial. Jelas sekali, jika
seseorang yang berada posisi yang tidak menguntungkan berada di salah satu
sistem ketimpangan sosial, salah satu untuk menanggulangi sistem adalah untuk
terlibat atau memberikan dukungan untuk membuat perubahan.
Diterjemahkan dari buku Sociology, Kenneth J. Neubeck dan Davita SIlfen Glasberg
No comments:
Post a Comment