Saturday 2 March 2019

Kerajaan Mataram Islam

Setelah Pajang runtuh sebagai sebuah kerajaan besar, maka Mataraim Islam pun berdiri dan mulai terkenal sebagai sebuah kesultanan besar di Jawa Tengah dan Jawa Timur. Kerajaan Mataram ini adalah lanjutan dari Kerajaan Pajang, yang pendirinya masih keturunan Pajang.

Nah berikut ini cerita awal yang singkat mengenai berdirinya Kerajaan Mataram Islam dan raja-raja yang memerintah di sana.

Sejarah Berdirinya Kerajaan Mataram Islam

Dalam sejarah, disebutkan bahwa Kerajaan Matram adalah kerajaan Islam di Pulau Jawa yang berdiri pada abad 17. Kerajaan Mataram Islam ini dipimpin oleh suau dinasti keturunan Ki Ageng Sela (/) dan Ki Ageng Pamanahan, yang mengklaim sebagai cabang ningrat, yaitu keturunan penguasa Majapahit.

Asal usulnya adalah suatu kadipaten di bawah Kerajaan Pajang yang berpusat di Bum Mentaok, dan diberikan kepada Ki Ageng Pamanahan sebagai hadiah atas jasanya (?). Raja berdaulat pertama adalah Sutawijaya (Panembahan Senapati), putra dari Ki Ageng Pamanahan.

Berdirinya Kerajaan Mataram Islam bermula dari Kerajaan Pajang. Menurut kisahnya, setelah Kerajaan Demak runtuh, Kerajaan Pajang merupakan satu-satunya kerajaan di Jawa Tengah. Meskipun demikian, Raja Pajang masih mempunyai musuh kuat yang berusaha menghancurkan kerajaannya, yaitu seseorang yang masih keturunan keluarga Kerajaan Demak yang bernama Arya Penangsang.

Maka, raja membuat sebuah sayembara bahwa barang siapa mengalahkan Arya Penangsang atau dapat membunuhnya, maka akan diberi hadian tanah di Pati dan Mataram. Ki Ageng Pamanahan dan Ki Penjawi yang merupakan abdi prajurit Pajang berniat mengikuti sayembara tersebut.

Dalam peperangan, akhirnya Danang Sutawijaya berhasil mengalahkan dan membunuh Arya Penangsang. Sutawijaya adalah anak dari Ki Ageng Pemanahan, sekaligus anak angkat dari Raja Pajang (?). Karena itlah, maka tidak mungkin apabila Ki Ageng Pamanahan memberitahukannya kepada Sultan Hadiwijaya. Sehingga, Kiai Juru Martani mengusulkan agar Ki Ageng Pemanahan dan Ki Penjawi memberitahukan kepada Sultan Hadiwijaya bahwa merekalah yang membunuh Arya Penangsang.

Karena jasanya itu, Ki Ageng Pemanahan memperoleh tanah di Hutan Mentaok, sedangkan Ki Penjawi mendapatkan tanah di Pati. Ki Ageng Pemanahan berhasil membangun Hutan Mentaok menjadi desa yang makmur, bahkan lama-kelamaan menjadi kerajaan kecil yang siap bersaing dengan Pajang sebagai atasannya.

Setlahh Ki Ageng Pemanahan meninggal dunia pada tahun 1575, ia digantikan oleh putranya, Danang Sutawijaya, yang juga sering kali disebut Pangeran Ngabehi Loring Pasar. Sutawijaya berhasil memberontak kepada Pajang.

Stelah Sultan Hadiwijayya wafat (1582), Sutawijaya mengangkat diri sebagai Raja Mataram dengan gelar Panembahan Senapati ing Alaga Sayyidin Panatagama (1586-1601). Masa pemerintahan Panembahan Senapati diwarnai dengan perang ters menerus dalam rangka menundukkan para bupati yang berupaya memisahkan diri maupun memperluas wilayah kekuasaannya. Pajang pun dijadikan sebagai salah satu bagian dari Mataram yang beribu kota di KotaGede. Senapati bertahta sampai wafatnya pada tahun 1601. ia digantikan putranya bernama Mas Jolang (1601-1613) dengan gelar Sultan Anyokrowati.

Pada masa pemerintahan Mas Jolang banyak bupati di Jawa Timur memberontak. Pemberontakan ini dihadapi dengan susah payah oleh Mas Jolang. Sebelum pemberontakan tersebut dapat diselesaikan pada tahun 1913, Mas Jolang wafat di Krapyak. Ia digantikan oleh putranya bernama Raden Mas Martapura. Namun karena sakit-sakitan, ia turun tahta dan digantikan oleh Mas Rangsang, dengan gelar Sultan Agung Hanyakrakusuma Senapati ing Alaga Ngabdurahman.


1 comment: