Monday, 2 July 2018

Psikologi Sosial

Psikologi sosial adalah studi mengenai bagaimana pikiran, perasaan dan tindakan seseorang dipengaruhi oleh kehadiran orang lain yang sebenarnya, dibayangkan atau tersirat. Dalam definisi ini, mengacu pada penyelidikan empiris menggunakan metode ilmiah. Istilah pikiran, perasaan dan tindakan mengacu pada variabel psikologis yang dapat diukur oleh manusia. Pernyataan kehadiran orang lain mungkin dapat dibayangkan atau tersirat menunjukkan bahwa manusia dapat dipengaruhi sosial bahkan ketika sendirian, seperti ketika menonton televisi atau mengikuti norma-norma budaya yang diinternalisasi. Psikolog sosial biasanya menjelaskan perilaku manusia sebagai hasil interaksi keadaan mental dan situasi sosial.

Psikolog sosial memeriksa faktor yang dapat menyebabkan tindakan yang terungkap dengan cara tertentu di hadapan orang lain. Mereka mempelajari kondisi di seperti perilaku, tindakan dan perasaan yang terjadi. Psikolog sosial memperhatikan cara merasa, berpikir, kepercayaan, intensi dan tujuan yang secara kognitif mengkonstruksi bagaimana representasi mental ini, pada gilirannya, memengaruhi interaksi kita dengan orang lain.

Psikologi sosial secara dasar menjembatani antara psikologi dan sosiologi. Selama bertahun-tahun diikuti dari Perang Dunia II ada kolaborasi antara psikolog dan sosiolog. Dua disiplin ini, meskipun begitu Kedua disiplin, bagaimanapun, telah menjadi semakin khusus dan terisolasi dari satu sama lain dalam beberapa tahun terakhir, dengan sosiolog berfokus pada "variabel makro" (misalnya, struktur sosial) ke tingkat yang jauh lebih besar daripada psikolog. Namun demikian, pendekatan sosiologis untuk psikologi tetap merupakan mitra penting untuk penelitian psikologis di bidang ini.

Sebagai tambahan terhadap pemisahan antara psikologi dan sosiologi, ada perbedaan yang agak kurang nyata dalam penekanan antara psikolog sosial Amerika dan psikolog sosial Eropa. Sebagai generalisasi, peneliti Amerika secara tradisional lebih fokus pada individu, sedangkan orang Eropa lebih memperhatikan fenomena tingkat kelompok (lihat dinamika kelompok).

Sejarah


Tulisan mengenai psikologi sosial sudah ada dari masa Al Farabi (alfarabius), ia menulis mengenai Psikologi Sosial dan Prinsip Pendapat Warga Negara Kota Berbudi luhur, di mana membahas mengenai psikologi sosial. Ia menyatakan bahwa individual yang terisolasi tidak dapat mencapai kesempurnaan dengan dirinya sendiri tanpa pertolongan orang lain" dan "disposisi bawaan dari setiap manusia untuk bergabung dengan manusia lain dalam pekerjaan yang ia harus lakukan". Ia menyimpulkan bahwa "Mencapai apa yang dia dapat dari kesempurnaan itu, setiap orang perlu tinggal di lingkungan orang lain dan bergaul dengan mereka."

Dalam karyanya On the Cause of Dreams, yang muncul sebagai bab 24 dari Prinsip-prinsip Pendapatnya Warga Kota Ideal, ia membedakan antara interpretasi mimpi dan sifat dan penyebab mimpi.

Dalam perkembangan psikologi sosial modern, dimulai pada abad 20. Pada waktu itu disiplin ini telah mengembangkan dasar yang signifikan. Diikuti dari abad ke-18, mereka yang berada di bidang psikologi sosial yang sedang berkembang prihatin dengan pengembangan penjelasan konkret untuk berbagai aspek sifat manusia. Mereka berusaha untuk menemukan hubungan sebab-akibat konkrit yang menjelaskan interaksi sosial di dunia di sekitar mereka. Untuk melakukannya, mereka percaya bahwa metode ilmiah, suatu ukuran ilmiah berbasis empiris, dapat diterapkan pada perilaku manusia.

Studi yang diterbitkan pertama kali dalam disiplin psikologi sosial adalah eksperimen yang dilakukan di tahun 1898 oleh Norman Triplett, dalam fenomena fasilitas sosial. Pada tahun 1930, banyak psikolog Gestalt, salah satunya Kurt Lewin yang pergi ke Amerika Serikat demi terhindar Nazi Jerman. Mereka berperan dalam mengembangkan bidang sebagai sesuatu yang terpisah dari sekolah perilaku dan psikoanalitik yang dominan selama waktu itu, dan psikologi sosial selalu mempertahankan warisan kepentingan mereka dalam persepsi dan kognisi. Sikap dan fenomena kelompok kecil adalah topik yang paling umum dipelajari di era ini.

Saat Perang Dunia II, psikolog sosial mempelajari persuasi dan propoganda untuk Angkatan Militer Amerika. Setelah perang, peneliti menjadi tertarik terhadap masalah sosial, termasuk isu gender dan prasangka rasial. Paling menonjol, mengungkapkan, dan diperdebatkan ini adalah eksperimen kejutan Stanley Milgram tentang kepatuhan kepada otoritas. Pada tahun enam puluhan, ada minat yang meningkat pada topik baru, seperti disonansi kognitif, intervensi pengamat, dan agresi. Namun, pada 1970-an, psikologi sosial di Amerika telah mencapai krisis. Ada perdebatan panas tentang etika eksperimen laboratorium, apakah sikap benar-benar meramalkan perilaku, dan seberapa banyak sains dapat dilakukan dalam konteks budaya. Ini juga merupakan saat ketika pendekatan radikalis situasi menantang relevansi diri dan kepribadian dalam psikologi. Sepanjang tahun 1980-an dan 1990-an psikologi sosial mencapai tingkat yang lebih matang. Dua bidang psikologi sosial yang matang adalah teori dan metode. Standar etika yang cermat sekarang mengatur penelitian. Perspektif pluralistik dan multikultural muncul. Peneliti modern tertarik pada banyak fenomena, tetapi atribusi, kognisi sosial, dan konsep diri mungkin merupakan bidang pertumbuhan terbesar dalam beberapa tahun terakhir. Psikolog sosial juga mempertahankan minat terapan mereka dengan kontribusi dalam psikologi sosial kesehatan, pendidikan, hukum, dan tempat kerja.