Saturday 9 May 2015

Menelusuri Krisis Eropa

Ketika pada tahun 2008 Amerika Serikat mengalami krisis keuangan, sedikit dari masyarakat awam (terutama di Indonesia) yang benar-benar menyadari dampaknya di negara adidaya tersebut. Hal ini karena krisis yang dialami Amerika Serikat imbasnya tidaklah sejelas krisis moneter yang pernah terjadi di Asia pada tahun 1997-1998, dimana pada saat itu krisis yang pada awalnya berasal dari dunia keuangan turut mempengaruhi gejolak sosial dan politik terutama di Indonesia.

Padahal, krisis yang dialami Amerika juga memiliki imbas besar bagi penduduknya, walaupun tidak berujung pada penjarahan dan pembakaran atau bahkan pemberontakan. Paling tidak, seperti data yang dikeluarkan oleh PEW Financial Reform Project, pertumbuhan ekonomi Amerika melambat dibuktikan dengan anjloknya GDP sebesar 5.4 persen di kuarter akhir 2008 dan 6.4 persen di kuarter pertama 2009 (year on year) dimana ini merupakan periode 6 bulan terburuk untuk pertumbuhan ekonomi AS sejak 1958. Selain itu, angka pengangguran meningkat pesat, tingkat kepercayaan terhadap pemerintah menurun, serta beberapa indikator  lain termasuk kerugian yang diderita oleh rumah tangga di AS seperti ditunjukkan melalui gambar di bawah ini.

13255650691429130154
Bagaikan penyakit menular, krisis keuangan tersebut kemudian juga terjadi di negara lainnya. Tahun 2011 krisis keuangan global kembali terjadi dan memuncak, kali ini di kawasan Eropa. Menarik untuk menelusuri, apa sebenarnya yang terjadi di negara-negara Eropa sehingga salah satu kawasan termakmur di dunia ini kemudian terjerat dengan polemik yang dikhawatirkan bisa meruntuhkan sistem one single currency yang mereka miliki. Menelusuri krisis Eropa secara sederhana bisa dilakukan dengan mengurutkan kronologis yang terjadi di sana.

Sebelumnya, perlu diketahui bahwa kawasan Eropa yang dimaksud di sini adalah semua negara yang tercakup di dalam Euro Zone, negara yang menggunakan Euro sebagai mata uang tunggal di wilayah ini. Saat ini terdapat 17 negara anggota yang tergabung dalam Euro area, yakni: Austria, Belgia, Cyprus, Estonia, Finlandia, Prancis, Jerman, Yunani, Irlandia, Italia, Luxembourg, Malta, Belanda, Portugal, Slovakia, Slovenia, dan Spanyol.

Dengan menekan perjanjian sebagai anggota Euro Zone, maka semua negara anggota diharuskan memenuhi kewajiban yang telah disyaratkan untuk dapat mempertahankan stabilnya perekonomian di kawasan ini. Tidak semua negara EU berada dalam keadaan keuangan yang “makmur”. Negara dengan sistem perekonomian terkuat adalah Jerman dan Prancis, sementara yang berada di posisi lemah diantaranya adalah Portugal, Itali, Irlandia, Yunani (Greece), dan Spanyol. Kelima negara tersebut, sayangnya, kemudian harus rela dijuluki dengan akronim PIIGS yang berasal dari huruf depan masing-masing negara.

Berdasarkan data yang dikeluarkan oleh Eurostat, rasio hutang pemerintah terhadap GDP dari negara-negara Eropa meningkat dari 74.4% di tahun 2009 menjadi 80.0% di tahun 2010. Seperti yang diperkirakan sebagai negara pemicu terjadinya krisis Eropa, Yunani adalah negara dengan rasio hutang tertinggi yakni dengan rasio sebesar 142.8% dari hutang pemerintah terhadap GDP, disusul dengan Italia (119.0%), Belgia (96.8%), Irlandia (96.2%), Portugal (93.0%), Jerman (83.2%), Prancis (81.7%) Hungaria (80.2%), dan United Kingdom (80.0%).

Rasio hutang terhadap GDP yang tinggi dan ketidakmampuan beberapa negara untuk memperbaiki kondisi ekonomi dan membayar hutang tersebut adalah salah satu pemicu terjadinya krisis eropa. Secara lebih lengkap. berikut adalah kronologis krisis eropa yang sebenarnya berakar jauh sebelum tahun 2011 seperti dilansir dari Bloomberg.

1 Januari 2001: Yunani resmi masuk ke dalam euro zone
15 November 2004: Yunani mengakui bahwa mereka memalsukan persyaratan untuk dapat masuk ke dalam euro zone, dimana defisit anggaran Yunani tidak pernah berada di bawah 3 persen semenjak 1999 seperti yang disyaratkan untuk menjadi anggota euro zone.
15 September 2008: Lehman Brothers mengalami kebangkrutan, memicu kepanikan pasar global
14 Januari 2009: S&P memangkas rating kredit Yunani dari awalnya A- menjadi A. Keterangan mengenai rating kredit bisa dilihat di sini.
19 Januari 2009: S&P memangkas rating kredit Spanyol dari AA+ menjadi AAA
20 Oktober 2009: Menteri Keuangan Yunani, Papaconstantinou, menyatakan GDP defisit Yunani akan mencapai 12.5 persen, meningkat lebih dari dua kali lipat dibanding prediksi sebelumnya
16 Desember 2009: S&P kembali menurunkan peringkat surat utang Yunani dari A- menjadi BBB+
11 Februari 2010: Para pemimpin European Union mengadakan pertemuan darurat mengenai keadaan Yunani yang makin terpuruk, dan setuju untuk mengambil langkah untuk melindungi kestabilan keuangan euro area
8 Maret 2010: Pemerintah Portugal mengumumkan pemotongan anggaran, penjualan aset, dan pembekuan upah publik
24 Maret 2010: Fitch memotong rating kredit Portugal menjadi AA-
27 April 2010: Keadaan keuangan Yunani semakin terpuruk. S&P menjadi perusahaan pemeringkat pertama yang menurunkan rating kredit Yunani menjadi “junk”, dan menurunkan peringkat Portugal menjadi A-
2 Mei 2010: Euro zone setuju untuk memberikan paket bantuan sebesar 10 milyar euro kepada Yunani, dengan janji pengetatan anggaran
5 Mei 2010: Demonstrasi terjadi di Athena, Yunani, terkait rencana pengetatan anggaran pemerintah berujung kekerasan dan tiga orang tewas setelah terjebak di sebuah bank yang dibakar oleh demonstran
12-13 Mei 2010: Spanyol mengumumkan pemotongan upah publik dan pembekuan dana pensiun, sementara Portugal menurunkan upah pejabat pemerintahan dan menaikkan pajak. Spanyol juga memotong target defisit menjadi 6 persen untuk tahun 2011 dan memangkas outlook pertumbuhan ekonomi
28 Mei 2010: Fitch memotong rasio kredit Spanyol dari AAA menjadi AA+
28 November 2010: Irlandia mendapat bantuan (bailout) sebesar 85 miliar euro
23 Desember 2010: Fitch memangkas peringkat kredit Portugal menjadi A+
23 Maret 2011: Perdana Menteri Portugal, Jose Socrates, mengundurkan diri setelah partai oposisi menolak rencana pengetatan anggaran
13 Mei 2011: EU mengumumkan prediksi hutang dan defisit terbaru dan memperkirakan bahwa Irlandia, Portugal, dan Yunani akan memiliki hutang lebih besar dibanding total GDP mereka di tahun 2011
13 Juni 2011: S&P memangkas rating kredit Yunani menjadi CCC, rating terendah dari semua negara yang ada
5 dan 3 Juli 2011: Moody’s memotong rating kredit Portugal dan Irlandia menjadi “junk”
19 September 2011: S&P memotong rating kredit Italia untuk pertama kalinya setelah 5 tahun, dari A menjadi A+
2 November 2011: Para pemimpin Eropa mengentikan bantuan untuk Yunani dan menyatakan Yunani harus segera memutuskan apakah akan bertahan di euro area atau keluar
10 November 2011: George Papandreou mengundurkan diri dari jabatannya sebagai Perdana Menteri Yunani, digantikan oleh Lucas Papademos
13 November 2011: Silvio Berlusconi mengundurkan diri sebagai Perdana Menteri Italia menyusul krisis hutang di negara tersebut

Perkembangan krisis eropa memang belum berhenti sampai di sini, saat ini para pemimpin Eropa terutama Perdana Menteri Jerman, Angela Merkel, dan Presiden Prancis, Nicolas Sarkozy, tengah menggodok rancangan untuk dapat menyelesaikan krisis di wilayah eropa. Apakah Euro Zone akan bertahan dan meneruskan keberhasilannya sebagai pelopor integrasi mata uang seperti yang digadang-gadang selama ini, atau sebaliknya justru runtuh dan memicu krisis di wilayah lain? Itulah pertanyaan yang masih harus dicermati perkembangannya, dan juga harus tetap diperhatikan bagi pemerintah Indonesia walaupun sejauh ini imbas dari krisis yang terjadi belum terlalu mempengaruhi perekonomian Indonesia yang cenderung stabil.

Pelajaran sederhana namun penting dari krisis yang terjadi di Eropa adalah pentingnya ketelitian sebelum memutuskan apakah semua negara berada pada standar yang sama untuk memiliki sistem mata uang tunggal serta pelajaran lain bahwa betapapun pentingnya hutang bagi pembangunan suatu negara namun tanpa kemampuan untuk mengelolanya hal tersebut bisa menjadi jerat keterpurukan negara itu sendiri.

References:
Swagel, Phillip. 2010. The Cost of the Financial Crisis: The Impact of the September 2008 Economic Collapse. Paper presented on “Financial Reform: Too Important to Fail.” Pew Financial Reform Project
Europe Crisis Timeline: Maastricht to Papandreou. Bloomberg News.
Wearden, Graeme. 2010. Greece Debt Crisis: Timeline. The Guardian
http://ekonomi.kompasiana.com/moneter/2012/01/03/menelusuri-krisis-eropa-422241.html

No comments:

Post a Comment