Saat seorang anak kesasar ke sebuah kelas ilmu sosial yang seharusnya bisa dipandang dari sudut ilmiah
Wednesday, 12 October 2016
Tuesday, 11 October 2016
Kerajaan Samudera Pasai
Pada tahun 1267 ada sebuah kerajaan besar yang muncul di tanah Melayu, yakni Samudera Pasai. Kerajaan Samudera Pasai muncul menggantikan Kerajaan Perlak yang semakin mengalami kemunduran.
Seorang penguasa lokal di daerah Samudera (samudera mana?) bernama Marah Silu (Meurah Silu) dibantu oleh Syekh Ismail (seorang syarif dari Mekah) berhasil mempersatukan daerah Samudera dan Pasai. Kedua daerah tersebut kemudian dijadikan sebuah kerajaan dengan nama Samudera Pasai.
Sejarah Berdirinya Kerajaan Samudera Pasai
Kerajaan Samudera Pasai juga dikenal dengan Samudera Darussalam atau Samudera Pasai. Ini merupakan kerajaan Islam pertama yang terletak di pesisir pantai utara Sumatera, kurang lebih di sekitar kota Lhokseumawe dan Aceh Utara, Provinsi Aceh, Indonesia.
Kata "pasai" adalah sinonim dari "pantai", asalnya pun sama. Sedangkan, samudera tidak lain ialah laut. Maka negara Pasai adalah negara yang berada di tepi laut. Jadi, sama saja dengan negara Samudera
Belum begitu banyak bukti arkeologis tentang kerajaan ini untuk dapat digunakan sebagai bahan kajian sejarah. Namun, beberapa sejarawan mulai menelusuri keberadaan kerajaan ini bersumberkan Hikayat Raja-Raja Pasai, dan ini dikaitkan dengan beberapa makam raja serta penemuan koin berbahan emas dan perak dengan tertera nama rajanya.
Berdasarkan Hikayat Raja-Raja Pasai, kerajaan ini didirikan oleh Marah Silu, setelah sebelumnya ia menggantikan seorang raja yang bernama Sultan Malikul Nasser. Marah Silu sebelumnya berada di suatu kawasan yang disebut Sumerlangga, kemudian setelah naik tahta bergelar Sultan Malikus Saleh. Ia wafat pada tahun 696 H atau 1297 M.
Kejayaan Samudera Pasai yang berada di daerah Samudera Geudong, Aceh Utara, diawali dengan penyatuan sejumlah kerajaan kecil di daerah Peurelak, seperti Rimba Jreum dan Seumerlang. Sultan Malikus Saleh adalah salah seorang keturunan kerajaan itu yang menaklukkan beberapa kerajaan kecil dan mendirikan Kerajaan Samudera pada tahun 1270 M
Pemerintahan Sultan Malikus Saleh dilanjutkan oleh putranya, Sultan Muhammad Malikul Zahir/Sultan Muhammad Malik al Tahir dari perkawinannya dengan putri Raja Perlak, Putri Ganggang Sari. Pada masa pemerintahan Sultan Muhammad Malikul Zahir, koin emas sebagai mata uang telah diperkenalkan di Pasai, selang dengan berkembangnya Pasai menjadi salah satu kawasan perdagangan sekaligus tempat pengembangan dakwah agama Islam.
Sekitar tahun 1326, Sultan Malikul Zahir meninggal dunia, lalu digantikan oleh anaknya, Sultan Mahmud Malikul Zahir, dan memerintah sampai tahun 1345. Pada masa pemerintahannya, ia dikunjungi oleh Ibnu Batutah, yang menceritakan bahwa sultan di negeri Samtrah (Samudera) menyambutnya dengan penuh keramahan, dan penduduknya menganut madzhab Syafi'i.. Namun terjadi perisriwa penting di Kerajaan Samudera Pasai saat putra Sultan Malikul Saleh yang bernama Abdullah memisahkan diri ke daerah Aru (Barumun)
Samudera Pasai juga menerima serangan dari Kerajaan Siam. Selanjunya, pada masa pemerintahan Sultan Ahmad Malikul Zahir, putra Mahmud Malikul Zahir, datanglah serangan dari Majapahit tahun 1345 dan 1350, yang menyebabkan Sultan Pasai terpaksa melarikan diri dari ibu kota kerajaan. Namun tertolong oleh Laksamana Chengho. Kerajaan Samudera Pasai akhirnya runtuh setelah serangan Portugal pada tahun 1521.
Berikut urutan Raja-Raja yang memerintah di Samudera Pasai:
Seorang penguasa lokal di daerah Samudera (samudera mana?) bernama Marah Silu (Meurah Silu) dibantu oleh Syekh Ismail (seorang syarif dari Mekah) berhasil mempersatukan daerah Samudera dan Pasai. Kedua daerah tersebut kemudian dijadikan sebuah kerajaan dengan nama Samudera Pasai.
Sejarah Berdirinya Kerajaan Samudera Pasai
Kerajaan Samudera Pasai juga dikenal dengan Samudera Darussalam atau Samudera Pasai. Ini merupakan kerajaan Islam pertama yang terletak di pesisir pantai utara Sumatera, kurang lebih di sekitar kota Lhokseumawe dan Aceh Utara, Provinsi Aceh, Indonesia.
Kata "pasai" adalah sinonim dari "pantai", asalnya pun sama. Sedangkan, samudera tidak lain ialah laut. Maka negara Pasai adalah negara yang berada di tepi laut. Jadi, sama saja dengan negara Samudera
Belum begitu banyak bukti arkeologis tentang kerajaan ini untuk dapat digunakan sebagai bahan kajian sejarah. Namun, beberapa sejarawan mulai menelusuri keberadaan kerajaan ini bersumberkan Hikayat Raja-Raja Pasai, dan ini dikaitkan dengan beberapa makam raja serta penemuan koin berbahan emas dan perak dengan tertera nama rajanya.
Berdasarkan Hikayat Raja-Raja Pasai, kerajaan ini didirikan oleh Marah Silu, setelah sebelumnya ia menggantikan seorang raja yang bernama Sultan Malikul Nasser. Marah Silu sebelumnya berada di suatu kawasan yang disebut Sumerlangga, kemudian setelah naik tahta bergelar Sultan Malikus Saleh. Ia wafat pada tahun 696 H atau 1297 M.
Kejayaan Samudera Pasai yang berada di daerah Samudera Geudong, Aceh Utara, diawali dengan penyatuan sejumlah kerajaan kecil di daerah Peurelak, seperti Rimba Jreum dan Seumerlang. Sultan Malikus Saleh adalah salah seorang keturunan kerajaan itu yang menaklukkan beberapa kerajaan kecil dan mendirikan Kerajaan Samudera pada tahun 1270 M
Pemerintahan Sultan Malikus Saleh dilanjutkan oleh putranya, Sultan Muhammad Malikul Zahir/Sultan Muhammad Malik al Tahir dari perkawinannya dengan putri Raja Perlak, Putri Ganggang Sari. Pada masa pemerintahan Sultan Muhammad Malikul Zahir, koin emas sebagai mata uang telah diperkenalkan di Pasai, selang dengan berkembangnya Pasai menjadi salah satu kawasan perdagangan sekaligus tempat pengembangan dakwah agama Islam.
Sekitar tahun 1326, Sultan Malikul Zahir meninggal dunia, lalu digantikan oleh anaknya, Sultan Mahmud Malikul Zahir, dan memerintah sampai tahun 1345. Pada masa pemerintahannya, ia dikunjungi oleh Ibnu Batutah, yang menceritakan bahwa sultan di negeri Samtrah (Samudera) menyambutnya dengan penuh keramahan, dan penduduknya menganut madzhab Syafi'i.. Namun terjadi perisriwa penting di Kerajaan Samudera Pasai saat putra Sultan Malikul Saleh yang bernama Abdullah memisahkan diri ke daerah Aru (Barumun)
Samudera Pasai juga menerima serangan dari Kerajaan Siam. Selanjunya, pada masa pemerintahan Sultan Ahmad Malikul Zahir, putra Mahmud Malikul Zahir, datanglah serangan dari Majapahit tahun 1345 dan 1350, yang menyebabkan Sultan Pasai terpaksa melarikan diri dari ibu kota kerajaan. Namun tertolong oleh Laksamana Chengho. Kerajaan Samudera Pasai akhirnya runtuh setelah serangan Portugal pada tahun 1521.
Berikut urutan Raja-Raja yang memerintah di Samudera Pasai:
- Tahun 1267-1297
- Kerajaan Samudera Pasai dipimpin oleh Sultan Malikus Saleh atau Marah Silu. Ia merupakan sultan pertama yang memimpin Kerajaan Samudera Pasai.
- Tahun 1297-1326
- Kerajaan Samudera Pasai di bawah pimpinan Sultan Muhammad Malikul Zahir, yang merupakan anak dari Sultan Malikus Saleh. Pada masa pemerintahan Sultan Muhammad Malikul Zahir, koin emas mulai diperkenalkan kepada masyarakat di Kerajaan Samudera Pasai.
- Tahun 1326-1345
- Kerajaan Samudera Pasai pada masa ini dipimpin oleh Sultan Mahmud Malikul Zahir, yang merupakan anak dari Sultan Muhammad Malikul Zahir, sekaligus cucu dari Sultan Malikus Saleh.
- Tahun 1345-1383
- Kerajaan Samudera Pasai pada masa ni berada di bawah pimpinan Sultan Ahmad Malikul Zahir. Pada masa pemerintahannya Kerajaan Samudera Pasai diserang oleh Majapahit.
- Tahun 1383-1405
- Kerajaan Samudera Pasai pada masa ini dipimpin oleh Sultan Zainal Abidin Malikul Zahir.
- Tahun 1405-1412
- Pada masa ini, Kerajaan Samudera Pasai dipimpin oleh Sultanah Nahrasiyah, yang merupakan raja perempuan, sekaligus janda dari Sultan Kerajaan Samudera Pasai sebelumnya.
- Tahun 1405-1412
- Pada masa ini, Kerajaan Samudera Pasai dipimpin oleh Sultan Sallah ad-Din, yang menikahi Sultanah Nahrasiyah, pemimpin kerajaan Samudera Pasai sebelumnya.
- Tahun 1412-1455
- Pada masa ini, Kerajaan Samudera Pasai dipmpin ole Sultan Abu Zaid Malikul Zahir, yang mengirim utusan ke Cina.
- Tahun 1455-1477
- Kerajaan Samudera Pasai pada masa ini dipimpin oleh Sultan Mahmud Malikul Zahir II.
Subscribe to:
Posts (Atom)